Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya,
diantaranya teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika
(Anglo- Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang
dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika
(Anglo- Saxon). Di Inggris, bursa efek pasar dan profesi akuntansi juga
berpengaruh dalam proses akuntansi peraturan. Inggris laporan tahunan dan
piutang terdiri dari laba konsolidasi dan akun rugi, neraca dan laporan arus
kas. Untuk menilai review operasi secara tahunan, laporan direktur adalah harus
selalu disertakan. Dalam praktek konsolidasi, metode pembelian biasanya diikuti
meskipun dalam beberapa kasus, dan merger akuntansi atau metode penyatuan
mungkin diperlukan. Berkaitan dengan praktek pengukuran mereka, Inggris
menerapkan pendekatan konservatif daripada kebanyakan negara-negara Anglo Saxon
dimana ada selisih penilaian kembali aktiva tetap seperti tanah dan bangunan untuk
nilai pasar. Persediaan biaya juga ditentukan dengan metode masuk pertama-dalam
metode-first out (FIFO) diizinkan untuk keperluan pajak, sedangkan-terakhir
di-first-out (LIFO) Metode tidak diperbolehkan.
Dalam upaya untuk mengidentifikasi perbedaan
perhitungan tahunan antar bangsa EC, Nobes (1992) membuat klasifikasi nya
berkenaan dengan harmonisasi akuntansi dalam masyarakat Eropa dan proses
perkembangan yang signifikan dengan daerah memeriksa pertama di mana perbedaan
yang signifikan ada yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan
akuntansi. Dia mengidentifikasi bidang-bidang berikut: publikasi dan audit;
format akun; konservatisme dalam memberikan informasi akuntansi; kewajaran
informasi yang dipublikasikan; dasar penilaian; praktek konsolidasi dan
lain-lain sebagai realisasi dari latar belakang akuntansi yang berbeda,
sehingga mempengaruhi perkembangan akuntansi di negara-negara. pada awal tahun
1930-an, di sebagian besar benua Eropa, konsolidasi merupakan perkembangan baru
yang berasal dari negara-negara yang paling banyak diadopsi direktif ketujuh
pada tahun 1985. Konservatisme juga dipengaruhi nilai-nilai akuntansi dengan
cara yang berbeda. Sejauh isu keadilan dalam informasi keuangan yang
bersangkutan, undang-undang perusahaan di Inggris, Irlandia, dan Belanda
merupakan satu-satunya di negara-negara Eropa yang membutuhkan kewajaran dalam
laporan keuangan yang diaudit. Ini didirikan di 4 Instruksi sebagai «dan adil
pandangan yang benar». Dalam laporan keuangan Jerman, masih ada preferensi kecil
untuk keadilan. pelaporan Keuangan masih latihan pembukuan yang akurat, yang
harus memenuhi aturan rinci dan pengawasan inspektur pajak (Nobes, 1992). Tidak
seperti Radebaugh dan Gray, Nobes mengidentifikasi perbedaan utama antara
negara-negara Eropa dalam apa yang ia sebut klasifikasi dua kelompok.
Normalisasi laporan keuangan tahunan yang
pantas bagi negara-negara Anglo-Saxon
terdiri dari:
• Isi laporan
keuangan;
• Unsur-unsur deskriptif dari pengakuan,
laporan keuangan dan penilaian tersebut
• Isi dari berbagai sel;
• Peraturan akuntansi, standar dan prosedur
mengenai elaborasi dan
• penyajian laporan keuangan.
Perkembangan Akuntansi di Indonesia
Indonesia awalnya menganut sistem akuntansi
Kontinental, seperti yang dipakai oleh pemerintah Hindia Belanda. Sistem ini
disebut dengan tata buku yang menyangkut kegiatan-kegiatan bersifat
konstruktif, seperti proses pencatatan, peringkasan, penggolongan, dan
aktivitas lain dengan tujuan menciptakan informasi akuntansi berdasarkan data.
Maka, dapat disimpulkan bahwa pembukuan merupakan bagian dari akuntansi. Akan
tetapi, dalam perkembangan selanjutnya tata buku mulai ditinggalkan orang. Di
Indonesia, baik perusahaan atau perseorangan semakin banyak menerapkan sistem
akuntansi Anglo Saxon. Berkembangnya sistem akuntansi Anglo Saxon di Indonesia
disebabkan adanya penanaman modal asing. Sebagian besar penanaman modal asing
menggunakan sistem akuntansi Amerika Serikat (Anglo Saxon). Penyebab lainnya
karena sebagian besar mereka yang berperan dalam kegiatan perkembangan
akuntansi menyelesaikan pendidikannya di Amerika, kemudian menerapkan ilmunya
di Indonesia.
Pesatnya
penggunaan Sistem Anglo Saxon ini di Indonesia disebabkan oleh beberapa hal
antara lain :
• Adanya
penanaman modal asing ( PMA ) di Indonesia semakin banyak menimbulkan dampak
postitif terhadap perkembangan akuntansi, seperti beralihnya sistem akuntansi
yang sebelumnya menggunakan sistem tata buku ( Sistem Kontinental ) kini
beralih ke Sistem Anglo Saxon . Perkembangan ini terjadi karena sebagian besar
PMA menggunakan sistem akuntansi Amerika Serikat ( Anglo Saxon ).
• Hampir
sebagian besar mereka yang aktif dan berperan dalam kegiatan pengembangan
akuntansi di Indonesia, mereka pada umumnya telah menempuh pendidikan nya di
Amerika Serikat., kemudian mereka menerapkan ilmunya di Indonesia. Dengan
demikian maka penggunaan dan pengetahuan tentang Sistem Anglo Saxon akan lebih
dominan mempengaruhi perkembangan akuntansi di Indonesia.
Perbedaan Akuntansi Sistem Kontinental
dengan Anglo Saxon
Sumber Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar